SARA adalah sebuah topik yang bisa membuat sebuah etnis, agama dan suku mengeluarkan tindakan anarkis, bahkan yang terkenal damai pun bisa bertindak anarkis kalau menyangkut SARA, berikut 6 Kasus SARA Yang sempat mengguncang Indonesia beberapa tahun ke belakang ini :
Penyerangan Kelompok Syi'ah di Sampang
Aksi penyerangan terhadap pengikut Syi'ah terjadi di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur pada Agustus 2012 silam. Sebanyak dua orang warga Syi'ah tewas dan enam orang lainnya mengalami luka berat serta puluhan warga mengalami luka ringan.
Kasus ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2004. Klimaksnya adalah aksi pembakaran rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl al-Bait (IJABI), Tajul Muluk, beserta dua rumah jamaah Syi'ah lainnya serta sebuah musala yang digunakan sebagai sarana peribadatan. Aksi tersebut dilakukan oleh sekira 500 orang yang mengklaim diri sebagai pengikut ahlus sunnah wal jama'ah.
Sentimen Etnis Berujung Penjarahan
Peristiwa penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 ternyata berbuntut panjang dan menyulut emosi warga. Akibatnya, keesokan harinya Jakarta menjadi lautan aksi massa yang terjadi di beberapa titik. Penjarahan dan pembakaran pun tak dapat dihindarkan.
Krisis moneter berkepanjangan di tahun 1998 berujung pada aksi kerusuhan hebat pada penghujung rezim Orde Baru pimpinan almarhum Soeharto. Saat itu, Indonesia dilanda krisisi ekonomi parah sehingga melumpuhkan seluruh persendian ekonomi dalam negeri.
Kerusuhan yang terjadi malah menular pada konflik antar etnis pribumi dan etnis Tionghoa. Saat itu, banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar oleh massa yang kalap.
Massa pribumi juga melakukan tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap para wanita dari etnis Tionghoa kala itu. Konflik antar etnis itu menjadi catatan kelam di penghujung pemerintahan rezim Soeharto.
Konflik Agama di Ambon
Konflik berbau agama paling tragis meletup pada tahun 1999 silam. Konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999, telah berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat.
Konflik tersebut kemudian meluas dan menjadi kerusuhan hebat antara umat Islam dan Kristen yang berujung pada banyaknya orang meregang nyawa. Kedua kubu berbeda agama ini saling serang dan bakar membakar bangunan serta sarana ibadah.
Saat itu, ABRI dianggap gagal menangani konflik dan merebak isu bahwa situasi itu sengaja dibiarkan berlanjut untuk mengalihkan isu-isu besar lainnya. Kerusuhan yang merusak tatanan kerukunan antar umat beragama di Ambon itu berlangsung cukup lama sehingga menjadi isu sensitif hingga saat ini.
Tragedi Sampit, Suku Dayak vs Madura
Tragedi Sampit adalah konflik berdarah antar suku yang paling membekas dan bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam. Konflik yang melibatkan suku Dayak dengan orang Madura ini dipicu banyak faktor, di antaranya kasus orang Dayak yang didiuga tewas dibunuh warga Madura hingga kasus pemerkosaan gadis Dayak.
Warga Madura sebagai pendatang di sana dianggap gagal beradaptasi dengan orang Dayak selaku tuan rumah. Akibat bentrok dua suku ini ratusan orang dikabarkan meninggal dunia. Bahkan banyak di antaranya mengalami pemenggalan kepala oleh suku Dayak yang kalap dengan ulah warga Madura saat itu. Pemenggalan kepala itu terpaksa dilakukan oleh suku Dayak demi memertahankan wilayah mereka yang waktu itu mulai dikuasai warga Madura.
Pemerintah vs Kelompok Separatis
Pemerintah RI pernah disibukkan dengan konflik melawan beberapa kelompok separatis. Sebut saja konflik melawan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dipicu keinginan mereka yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Pemerintah yang enggan melepas Aceh, mau tidak mau mempertahankannya mati-matian hingga pecahlah peperangan di tanah rencong.
Konflik dengan GAM berakhir menyusul kesepakatan yang diteken kedua belah pihak, di mana salah satunya menyepakati agar Aceh menjadi daerah otonomi khusus (otsus) dengan penegakan hukum syari'ahnya.
Di bumi Indonesia bagian timur juga terjadi konflik separatis yang tak kalah sengit. Adalah kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) dan Operasi Papua Merdeka (OPM) yang berjibaku melawan pemerintah demi lepas dari wilayah Indonesia.
Aksi pemberontakan pun terjadi namun berhasil dipadamkan oleh aparat TNI-Polri sebagai garda terdepan pemerintah Indonesia memertahankan keutuhan wilayahnya.
Kasus SARA Gubernur DKI Jakarta Ahok.
Sepertinya asalkan itu SARA maka dapat membuat seseorang di maki karenanya, wajar saja dalam kasus ini Gubernur DKI ini membawa langsung surat Al-Maidah ayat 51
sebagai alat untuk membuat nya tidak memilihnya di pemilihan Pilkada DKI Jakarta, menurut saya apapun itu surat Al-Maidah memang tidak bisa di salahkan, dan yang memakai nya juga tidak bisa di salahkan, apa salahnya percaya dengan kitab suci sendiri, dan parahnya bukan langsung meminta maaf malah beliau suruh yang protes untuk mengecek full video nya, tidak ada pengaruhnya sama sekali menurut saya, perkataan "Memakai surat al-maidah ayat 51" atau "surat al-maidah itu bohong" itu hanya berbeda kata tapi sama arti, karena islam menjungjung al-quran sebagai kitab suci yang benar-benar MUTLAK benar !, dan bahkan ada beberapa tafsiran al-quran cetakan sekarang yang mengganti kata auliya = Pemimpin menjadi teman(setia), apakah itu bisa di benarkan ?